SatuHal Yang Harus Di Pahami bahwa suku bunga kpr atau boleh di bilang margin atau keuntungan bank yang di ambil untuk kredit rumah non subsidi itu berkisar antara 9-12% Per tahun sedangkan kpr subsidi bunga atau margin Keuntungan Bank yang sudah di tetapkan oleh pemerintah sebesar 5% per tahun,
HaiSahabat Finansialku, bagaimana sudah ada pencerahan belum untuk membeli property ? kali ini kita bakalan bahas mengenai apa bedanya rumah komersil dan ru
Bedalistrik subsidi dan nonsubsidi pada tarif yang berlaku, yakni Rp1.400- Rp1.500 per kWh untuk tarif dasar pelanggan nonsubsidi. Sementara, pelanggan subsidi akan mendapatkan subsidi tarif dari pemerintah sehingga tarifnya akan lebih murah. Pelanggan subsidi hanya perlu membayar Rp400-Rp600 per kWh bergantung pada jenis daya.
Vay Tiền Nhanh. Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Rumah idaman sangat diimpikan bagi para pekerja yang belum memiliki rumah seperti saya. Hanya ada dua pilihan khususnya bagi saya untuk mendapatkan rumah yang sesuai dengan kebutuhan dan pas dikantong, yaitu rumah subsidi dan rumah komersil. Kenapa saya tidak mencari apartemen di tengah kota yang jaraknya dekat ke lokasi kantor?. Pasti diantara pembaca juga berfikir demikian. Tentu dengan pertimbangan harga serta tujuan awal saya untuk membeli rumah. Terus terang saja saya belummemiliki rumah pribadi maupun apartemen. Jika dengan harga ratusan juta baru bisa memiliki apartemen di pusat kota, maka saya pun memilih untuk membeli rumah yang ber-SHM untuk dijadikan tempat tinggal diantara pembaca masih ada yang belum memahami apa itu rumah subsidi dan rumah komersil. Singkatnya, Rumah subsidi merupakan program sejuta rumah dari pemerintah untuk masyarakat menengah ke bawah. Sudah barang tentu masyarakat yang ingin mendapat rumah subsidi harus bersaing secara ketat. Melalui KPR Kredit Perumahan Rakyat Rumah Subsidi ini diperoleh dari hasil kerjasama pemerintah dengan pihak perbankan. Berikut saya uraikan sedikit persyaratan khusus yang wajib dimiliki bagi peminat rumah subsidi ; memiliki penghasilan tetap maksimal empat juta rupiah, belum memiliki rumah sendiri dan tidak pernah mengangsur KPR rumah sebelumnya. Sedangkan untuk calon pembeli rumah komersil tidak ada persyaratan khusus hanya saja bagi useristilah bagi calon pembeli rumah jumlah pendapatan atau gaji yang diperoleh harus bisa dibagi menjadi tiga bagian, satu untuk biaya hidup sehari-hari dan yang kedua untuk tabungan saving serta terakhir untuk biaya angsuran lain yang membedakan antara Rumah Subsidi FLPP dan rumah komersil terletak pada type bangunan serta luas tanah. Biasanya type Rumah Subsidi adalah 30/66 sedangkan rumah komersil bertype 38/70 ke atas. Perbedaan tersebut dikarenakan harga type rumah yang berbeda-beda. Jika rumah subsidi rata-rata memiliki harga 116-120 juta-an maka rentang harga rumah komersil sekitar 200 juta-an hingga miliaran rupiah. Itulah sedikit uraian singkat tentang perbedaan rumah subsidi dengan rumah komersil. Selera dan pilihan rumah boleh berbeda tetapi keputusan terakhir tetap di tangan anda sebagai calon pembeli rumah. Lihat Humaniora Selengkapnya
Foto Unsplash Kebanyakan orang pasti ingin memiliki rumah sedari dini. Namun kenyataannya, membeli rumah komersil di usia muda cukup sulit untuk diwujudkan. Beberapa alasannya adalah harga properti yang terus melambung, serta lahan perumahan yang semakin berkurang di kota-kota besar. Selain dua faktor di atas, generasi muda juga kesulitan untuk membeli rumah milenial karena penghasilan yang terbatas. Untungnya, pemerintah Indonesia mengeluarkan fasilitas rumah subsidi agar mereka dapat membeli rumah siap huni yang nyaman. Lantas, apa bedanya rumah subsidi dengan rumah komersil atau rumah non-subsidi? Mana yang lebih baik di antara keduanya? Agar lebih jelas, mari simak pemaparan mengenai perbedaan rumah komersil dan subsidi di bawah ini! Perbedaan Rumah Komersil dan Rumah Subsidi Foto Unsplash Mungkin beberapa dari kamu masih asing dengan istilah rumah komersil. Singkatnya, rumah komersil adalah jenis hunian yang dibangun oleh developer dengan fasad yang seragam, serta biasanya termasuk dalam model rumah cluster. Jenis hunian satu ini sengaja dibangun untuk masyarakat umum, di mana pembangunannya disesuaikan dengan supply dan demand dari konsumen. Berbeda dari rumah komersil, rumah subsidi adalah rumah yang dijual dengan harga yang lebih terjangkau karena telah disubsidi oleh pemerintah. Untuk lebih memudahkan keputusanmu dalam memilih hunian idaman, mari lihat lebih lanjut perbedaan dari rumah komersil dan subsidi berikut ini. Rumah Komersil Foto Home Journal Rumah komersil dapat menjadi opsi bagi mereka yang ingin memiliki hunian dengan kualitas lebih baik dari rumah subsidi. Salah satu keunggulannya adalah, karena rumah komersil memiliki luas bangunan yang umumnya lebih besar daripada rumah subsidi. Selain itu, desainnya juga bisa lebih baik dari desain rumah subsidi, begitu pun dengan material bangunannya. Namun, tentu saja kualitas yang lebih baik sebanding dengan harganya yang lebih mahal. Bagi kawula muda atau pasutri yang sudah memiliki tabungan atau aset dalam jumlah besar, tentu bisa mempertimbangkan untuk membeli rumah komersil. Namun bagi yang memiliki gaji pas-pasan, tentu saja harus menabung dalam jumlah besar terlebih dahulu untuk membayar DP rumah komersil. Mereka pun harus mencari penghasilan tambahan, jika memang ingin melakukan kredit rumah komersil dengan skema cicilan rumah pada umumnya. Rumah Subsidi Foto Modernland Cilejit Berbeda dengan rumah komersil atau non-subsidi, rumah subsidi lebih terjangkau oleh para milenial yang memiliki gaji kisaran Rp5 juta-an. Hal ini dijelaskan dalam Keputusan Menteri PUPR Nomor 242/KPTS/M/2020 yang mulai berlaku sejak 1 April 2020. Aturan tersebut menyebutkan kalau penghasilan maksimal penerima KPR subsidi dipatok Rp8 juta untuk KPR Sejahtera Tapak dan KPR Sejahtera Susun. Dengan kata lain, seorang milenial atau pasangan muda yang berpenghasilan Rp5 juta per bulan bisa membeli rumah subsidi. Tentunya, hal ini juga didukung oleh harga rumah yang berada di bawah kisaran Rp200 juta. Bagi yang belum tahu, harga rumah subsidi dibagi ke dalam beberapa lokasi berbeda. Berikut kisaran harga lengkapnya Jawa kecuali Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi Jabodetabek Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi Sumatera kecuali Kepulauan Riau, Bangka Belitung, Kepulauan Mentawai Sulawesi Kabupaten Murung Raya dan Kabupaten Mahakam Ulu Maluku, Maluku Utara, Bali dan Nusa Tenggara Bangka Belitung, Kepulauan Mentawai, dan Kepulauan Riau kecuali Kepulauan Anambas Kepulauan Anambas Kalimantan kecuali Kabupaten Murung Raya dan Kabupaten Mahakam Ulu Papua dan Papua Barat Dalam aturan yang sama, disebutkan juga kalau spesifikasi rumah subsidi berada di kisaran 21–36 m², dengan luas tanah 60–200 m². Jadi, apakah rumah subsidi dapat menjadi pilihan terbaik untuk para milenial? Jika sudah berumah tangga dan akan memiliki buah hati tapi masih tinggal bersama orangtua serta memiliki bujet terbatas, maka rumah subsidi dapat menjadi solusi. Dalam hal ini, mereka akan membutuhkan tempat tinggal yang nyaman dengan harga yang lebih terjangkau untuk keluarga kecilnya. 5 Rekomendasi Rumah Komersil dan Subsidi Terbaik Sebagai seorang milenial, apakah kamu lebih memilih rumah subsidi atau komersial? Jika sudah memutuskan, mari lihat beberapa rekomendasi rumah komersil dan subsidi di bawah ini. The Valley of Esma di Bandung Sedang mencari perumahan subsidi dengan green concept? The Valley of Esma mungkin bisa jadi pilihan yang tepat. Meski dipatok dengan harga yang relatif murah yakni Rp140 juta-an saja, rumah dijual di Bandung ini menyajikan fasilitas yang cukup lengkap di dalamnya. Kamu bisa menikmati fasilitas komersial seperti pertokoan, fasilitas hijau nan asri berupa ruang terbuka hijau, serta taman bermain anak. Lokasinya juga cukup strategis, hanya berjarak sekitar 5 menit dari Jalan Raya Cicalengka–Majalaya. Griya Bukit Intan di Serang Rekomendasi perumahan subsidi selanjutnya adalah Griya Bukit Intan, yang menampilkan desain eksterior unik dan menawan pada setiap unitnya. Seperti yang terlihat, beberapa fasad rumah di Griya Bukit Intan tampak seperti rumah gaya Jepang, dengan sentuhan arsitektur modern. Jika berminat, kamu dapat menemukannya di dalam Cluster Kyoto dan Cluster Tokyo. Springhill Yume Lagoon Selanjutnya ada rumah komersil yang terletak di Tangerang, yaitu Springhill Yume Lagoon. Mirip seperti hunian sebelumnya, perumahan komersil satu ini juga mengusung hunian dengan gaya Jepang. Fasilitas yang hadir di dalamnya juga lengkap, seperti lakeside jogging & cycling track, clubhouse dengan banyak fitur di dalamnya, hingga commercial area. Jika Anda tertarik, satu unitnya dibanderol dengan harga yang terjangkau, mulai dari Rp500 juta-an saja. Kartika Residence Karawang Selanjutnya, ada rumah komersil yang direkomendasikan bagi pencari tempat tinggal di sekitar kawasan yang terkenal karena geliat industrinya. Ya, perumahan tersebut adalah Kartika Residence Karawang, persembahan developer Bumi Arta Sedayu yang menjadi bagian dari Citra Swarna Group. Kartika Residence sendiri bukan perumahan komersil biasa, sebab area ini eksis sebagai kawasan mandiri dengan konsep green and one stop living. Adapun fasilitas yang ditawarkan di antaranya water park, taman bermain anak, sport club, hingga danau buatan yang asri. Cukup menarik, bukan? Sukamanah Islamic Village Terakhir, ada rumah islami yang bisa kamu tengok jika sedang mencari rumah dijual di Purwakarta, Sukamanah Islamic Village. Perumahan komersil satu ini mengusung berbagai desain menarik pada setiap unitnya, di mana salah satunya adalah gaya American Farmhouse. Harga per unitnya pun cukup terjangkau, ada di kisaran Rp380–520 juta-an. Nah, itu tadi ulasan mengenai perbedaan rumah komersil dan subsidi beserta rekomendasinya. Semoga artikel ini bermanfaat, ya.
Rumah sudah jadi kebutuhan dasar dari semua orang, selain menjadi tempat tinggal, rumah bisa jadi investasi yang paling menjanjikan. Maka tidak heran jika makin banyak developer yang membangun perumahan dari tahun ke tahun. Semakin meningkatnya harga rumah tiap tahunnya, membuat pemerintah membuat kebijakan khusus untuk memenuhi hunian warganya seperti adanya rumah subsidi. Mungkin kamu bertanya-tanya, apa sih sebenarnya beda dari rumah komersil dengan subsidi? Secara singkat, rumah komersil adalah rumah yang dibangun para developer properti dengan menampilkan rumah yang serupa. Sementara rumah subsidi merupakan program sejuta rumah yang dilakukan pemerintah dengan kerjasama dari pihak bank. PERBEDAAN RUMAH SUBSIDI DAN RUMAH KOMERSIL Walau sama-sama dibangun oleh para developer, tapi kedua rumah ini tentunya memiliki perbedaan yang jauh. Lalu apa saja perbedaan dari kedua rumah ini? Yuk, simak penjelasannya di bawah ini! Dari Segi Bangunan Bangunan pada rumah komersil biasanya lebih besar daripada rumah subsidi. Luas dari rumah subsidi biasanya tidak lebih dari 33 meter persegi sementara rumah komersil akan memiliki luas yang lebih besar. Perumahan subsidi biasanya akan memiliki rumah dengan tipe 36, sementara rumah komersil memiliki tipe variatif dari tipe yang kecil hingga yang besar. Jika dilihat, perumahan klaster atau kawasan elit bisa menjual rumah sampai dengan tipe 72. Tentunya ini sebuah hal wajah karena perumahan komersial menargetkan orang-orang dengan penghasilan menengah ke atas. Dari Segi Peruntukan Selain bangunannya yang berbeda, kedua rumah ini juga berbeda dari segi tujuan pembangunannya. Rumah subsidi biasanya dibangun untuk masyarakat kelas sosial menengah ke bawah, sementara komersil biasanya dibangun untuk masyarakat menengah hingga ke atas yang mampu membeli rumah dengan harga yang cukup mahal. Dari Segi Harga Dari segi kualitas dan peruntukkannya tentunya rumah subsidi dan komersil memiliki perbedaan harga yang berbeda. Rumah subsidi biasanya akan memiliki harga kisaran Rp100 juta dengan pembelian secara KPR atau kredit. Harganya yang murah karena adanya peran subsidi dari pemerinta yang bekerja sama dengan pihak bank dalam memberikan dana untuk rumah ini. Sementara rumah komersil umumnya memiliki harga kisaran Rp400 juta, tentunya harga ini disesuaikan dengan tipe rumah itu sendiri. Dari Segi Lokasi Dari segi lokasi antara rumah subsidi dengan rumah komersil juga mengalami perbedaan. Biasanya rumah komersil berada di lokasi yang strategis atau di pusat kota. Itulah mengapa perumahan komersil memiliki akses yang baik ke berbagai fasilitas publik. Berbeda dengan rumah subsidi yang berlokasi di pinggir kota dan jauh dari akses ke berbagai fasilitas publik. Dari Segi Renovasi Kedua rumah ini bisa dilihat perbedaannya dari perenovasian. Rumah yang komersil bisa dengan mudah direnovasi kapan saja oleh pemiliknya. Dengan melakukan renovasi biasanya rumah akan mengalami kenaikan nilai. Sementara untuk rumah subsidi biasanya harus menunggu sampai 2 tahun untuk dapat direnovasi. Selama itu pulalah pemilik rumah tidak bisa mengubah bentuk fisik rumah sama sekali. PILIH RUMAH SUBSIDI ATAU RUMAH KOMERSIAL? Bagi kamu milenial yang memiliki gaji sekitar Rp5 juta dan ingin membeli rumah, maka rumah subsidi jadi salah satu yang terjangkau untuk kamu. tentunya hal ini sudah ada dalam Keputusan Menteri PUPR Nomor 242/KPTS/M/2020 yang mulai berlaku sejak 1 April 2020. Dalam aturan tersebut mengatakan penghasilan maksmal dari penerima subsidi untuk KPR Kredit Pemilikan Rumah dipatok Rp8 juta untuk KPR Sejahtera Tapak dan KPS Sejahtera Susun. Ini mengartikan, kamu yang memiliki penghasilan Rp5 juta sebulan bisa membeli rumah subsidi ini. Tentunya ini juga didukung dengan harga rumah yang ada di bawah Rp200 juta. Jika kamu masih mencari rumah subsidi yang tepat untuk hunian bersama keluarga. Maka kamu bisa membeli rumah di Grand Harmoni. Perumahan subsidi ini memiliki harga di bawah Rp200 jutaan dan bisa kamu jadikan investasi karena areanya yang bebas banjir serta kelengkapan fasilitas publiknya. Jangan takut jauh, walau menjadi rumah subsidi namun Grand Harmoni memiliki akses cepat ke pusat kota. Grand Harmoni juga menyediakan berbagai tipe rumah kecil sampai besar dengan harga yang terjangkau.
beda rumah subsidi dan komersil